Sabtu, 11 Desember 2010

UAS EPO RUANG D-E EKSEKUTIF MAP CANDRADIMUKA

PROGRAM PASCASARJANA STISIPOL CANDRADIMUKA PALEMBANG
MANAJEMEN ADMINSTRASI PUBLIK

UJ1AN AKHIR SEMESTER I ANGKATAN XII
MATA KULIAH : ETIKA PERILAKU ORGAN1SASI
HARI/JAM : SABTU, 18 DESEMBER 2010, / 8.30- 10.00 WIB
KELAS : D-E NON REGULER
DOSEN : YULIA TRI SAMIHA

SOAL
A. Berjalan melewati pabrik sepatu Tong Yang Indonesia (TYI), kompleks pembangunan yang panas dan kotor di luar Jakarta dengan 8500 karyawan, dan presiden perusahaan, Jamiin akan menunjukkan pada anda semua perkembangan yang telah dilakukannya dalam dua tahun terakhir ini. Dia melakukan atas permintaan pelanggan terbesarnya, Reebok International Ltd., untuk menghilangkan protes aktivis Barat yang menuduh pembuat sepatu Amerika Serikat tersebut menggunakan sweatshop.
Tahun lalu, Jamiin lebih memilih untuk membeli mesin baru berbasis air untuk melarutkan lem di sol sepatu daripada menggunakan toulene yang membahayakan karyawan yang enghirupnya setiap hari. Dia menginstal sistem ventilasi baru dan kursi dengan sandaran. Secara keseluruhan, TYI, yang mencapai penjualan tahunan sebanyak $ 100 juta , menghabiskan $2 juta uangnya untuk memuaskan Reebok. Tetapi , diluar perkiraan Jamiin, “karyawan lebih produktif”.
Usaha TYI menunjukkan seberapa maju perusahaan Barat dapat membersihkan sweatshop. Pada awal tahun 1990-an, banyak perusahaan meniru kode kontrak yang mengharuskan kontraktor untuk memperbaiki kondisi tersebut. Pada kunJamiinan terbaru ke Asia, perusahaan seperti Reebok, Nike, Liz Claiborne, dan Mattel akhirnya mulai menjalankan kode mereka.
Masalahnya adalah perusahaan tersebut merupakan pengecualian. Meskipun banyak perusahaan multinasional menjalankan fasilitas di Asia dan Amerika Latin sebaik di Barat, masih banyak pabrik dengan praktik mengejutkan terutama dalam sektor padat karya seperti garmen, sepatu dan mainan.
Bahkan perkembangan kondisi kerja dapat tidak menaikkan upah karyawan. TYI memperoleh sekitar $13 untuk setiap pasang sepatu yang di buat Reebok dan hanya membayar $1 untuk buruh. Tetapi TYI masih saja berkata setelah membayar material dan biaya pengeluaran lainnya, keuntungannya hanya 10 persen. Manajer TYI menjelaskan, “ jika kami tidak cukup murah, maka pelanggan akan pergi ke Vietnam atau tempat lain.”
1. Menurut anda, Apa tanggung jawab etika perusahaan AS dan negara maju lainnya untuk memastikan pemasok mereka, dari negara berkembang, tidak mengeksploitasi karyawannya dengan buruk ?
2. Bagaimana reaksi anda menanggapi pernyataan manajer Indonesia pada akhir kasus; “ jika kami tidak cukup murah, maka pelanggan akan pergi ke Vietnam atau tempat lain” ?
3. Selain etika dan persoalan hak asasi manusia, apakah ada implikasi dalam kasus tersebut untuk studi dan aplikasi prilaku organisasi ?

B. Dasri Jaya adalah manajer regional agen layanan masyarakat daerah yang menyediakan pelatihan kerja dan program rehabilitasi bagi tunarungu. Salah satu tugasnya adalah menjadi penyelia konselor untuk mengembangkan program khusus. Kesulitan yang harus dihadapinya datang dari penyelia proyek, Zaimah. Zaimah adalah koordinator proyek khusus bantuan tiga tahun bagi penderita tunarungu. Dia memiliki tanggung jawab langsung terhadap dana bantuan dan tujuan proyek. Agar program bantuan tiga tahun berlanjut dan sesuai dengan tujuan, agen pemerintah pusat menentukan syarat bahwa si penerima harus “ menunjukkan perkembangan”. Masalah Dasri Jaya dengan Zaimah berhubungan langsung dengan syarat ini. Berulang kali Dasri Jaya menayakan kepada Zaimah mengenai tujuan kongkret proyek bantuan ini. Dasri Jaya menginginkan agar tujuan proyek tertulis dengan spesifik, diobservasi, dan dapat diukur. Zaimah selalu memberi keterangan yang kabur dan tidak dapat diukur. Dasri Jaya selalu meminta klarifikasi yang jelas, tetapi Zaimah merespon bahwa pekerjaan ini cukup berarti baginya dan telah menyita seluruh waktunya. Menuliskan tujuan spesifik hanya akan menggagalkan tujuan proyek bantuan. Akhirnya Dasri Jaya menyerah dan tidak lagi berusan lebih jauh dengan isu ini. Satu tahun kemudian proyek bantuan tidak diperbarui lagi oleh pemerintah pusat karena program tersebut tidak “menunjukkan perkembangan”.
1. Menurut Zaimah apakah benar jika Dasri Jaya mananyakan tujuan spesifik proyek kepada Zaimah? Mengapa ya ? mengapa tidak ?
2. Menurut anda apakah pemerintah pusat merasa puas dengan penetapan tujuan yang memaksa Dasri Jaya untuk mengakui bahwa harus ada perkembangan yang ditunjukkan ?
3. Jika anda adalah Dasri Jaya , apakah anda dapat menangani situasi ini dengan cara yang berbeda?

0 komentar:

Posting Komentar